Cerita Ulang Personal
Pelajaran Dari Kereta
Api
Udara dingin pagi ini
benar-benar membuatku bergidik. duduk sendirian, menunggu dipinggir jalan dengan ditemani temaram
lampu jalanan yang masih menyala hampir membuatku membeku kedinginan.
Setelah
15 menit menahan terpaan angin pagi yang membuat ku merinding, akhirnya Puput
datang juga, hari ini tepat 3285 hari kita berteman , dan untuk merayakan nya
kita memutuskan untuk bersepeda
bersama sembari mengisi waktu libur semester kami. Tak ingin membuang-buang
waktu lagi , kami langsung mengayuh
sepeda dengan sangat semangat ,menyusuri jalanan yang saat itu belum terlalu
ramai, hanya beberapa penjual sayur saja yang dari tadi lalu-lalang.
Tak terasa sudah 1 jam
kita bersepeda, kita yang dari tadi sudah bermandikan keringat memutuskan untuk istirahat sejenak di Stasiun.
Suasana stasiun saat itu masih sangat sepi, awalnya kita hanya duduk di ruang tunggu stasiun
saja sembari memulihkan tenaga. namun lama-kelamaan muncul rasa penasaran kami
untuk berjalan diatas
rel kereta api, semakin lama semakin jauh, dan akhirnya kami benar-benar jauh
dari stasiun , di kanan kiri kami hanya ada persawahan yang membentang luas.
Setelah menyadari bahwa kami telah benar-benar jauh dari stasiun kami memutuskan
untuk istirahat sejenak
sebelum akhirnya kembali ke stasiun. Kami duduk di tengah rel kereta api sambil
mendengarkan musik
dengan volume yang sangat keras dan menikmati hangatnya matahari pagi , tak
terbesit dalam benak kami bahwa apa yang kami lakukan saat itu sangat
berbahaya.
Asyik mendegarkan musik dan berbincang-bincang , tanpa kami sadari ada
kereta api yang datang mendekat, dan kami tidak mendengar suara klaksonnya,
karena suara musik yang sangat keras. Dan saat kita menyadarinya, kereta itu
sudah sangat dekat dengan kami, kami tidak tau harus bersembunyi dimana,atau
lari kemana, semakin lama kita berfikir , kereta itu semakin cepat mendekat dan
mendekat, akhirnya tanpa pikir panjang kami langsung loncat ke persawahan agar bisa menyelamatkan
diri. Beruntung, tindakan kami terbilang cepat, dan akhirnya kami selamat
meskipun harus pulang
dengan baju yang penuh lumpur dan kaki yang gemetar karena takut. Ada rasa
bersyukur dalam hati , untuk kami tidak jadi mati konyol karena kecerobohan
ini. Kejadian itu merupakan pelajaran
yang sangat berharga dari kereta api untuk kami, agar tidak mengulangi
kecerobohan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar